Jalur Rempah di “Meja Makan” dari Curup Bengkulu

20211102_175345
Sebuah negeri nun jauh di sana, berdiri di atas tanah yang sangat subur, yang dipenuhi berbagai sumber makanan. Sayangnya, orang-orang yang menempati tanah tersebut dianggap setara dengan hewan oleh bangsa-bangsa yang datang ke negeri itu untuk mengambil kekayaan alamnya. Maka, selain mengambil rempah dan bahan makanan lainnya, bangsa-bangsa yang datang itu mencoba untuk mengubah penduduk asli agar bisa setara dengan "manusia".
Sampai akhirnya, penduduk asli tanah tersebut berubah di segala sisi. Namun, jalur yang mempertemukan bangsa-bangsa lain ke tanah itu terus mengantarkan perubahan-perubahan baru. Penduduk asli terus berubah, sampai lupa dengan identitas aslinya. Ia terus menjadi seseorang yang baru, mengikuti standar bangsa-bangsa yang mendatanginya.
Pertunjukan “Meja Makan” oleh Teater Senyawa, Bengkulu, yang akan ditampilkan dalam Festival Teater Sumatera (FTS) 2021 di Taman Budaya Sriwijaya, Palembang, 11-13 November 2021, merupakan upaya pengandaian metafisis atas fenomena Jalur Rempah, untuk membongkar nilai yang kontradiksi dan paradoks dari “mitos akulturasi”. “Meja Makan” menawarkan perspektif “hegemoni” dalam tafsir atas produk akulturasi.
Visi dramatik dari proses eksplorasi karya “Meja Makan” berpijak pada teori relasi kuasa pengetahuan dari Michel Foucault sebagai strategi tafsir atas berbagai asumsi yang termarjinalkan dari kemasyhuran Jalur Rempah. Ide karya difokuskan kepada dominasi simbolik atas ekonomi, politik, religi, sosial dan budaya yang terselenggara di sepanjang Jalur Rempah. Penggarapan karya tidak diarahkan menuju konsep teater historis, sehingga semangat zaman dan tendensi kultural sengaja dilepaskan dari proses eksplorasi formal dalam upaya memproduksi makna baru.
Media utama sebagai kendaraan penyampai makna dari karya “Meja Makan” adalah relasi antar peristiwa, proses penggarapan difokuskan pada penyusunan tekstur pertunjukan. Suasana dibangun oleh kekuatan komposisi musik, sehingga porsi musik dihadirkan lebih dominan dibandingkan unsur pendukung spektakel lainnya, seperti dialog dan set panggung.
Komposisi dan pola pengelompokan memanfaatkan kekuatan perpaduan garis horizontal, vertikal dan diagonal. Pergerakan aktor disusun dalam pola repetisi untuk memperkuat alur silkuler dan pemanfaatan pola statis sebagai pengalihan fokus adegan. Sedangkan untuk bisnis akting digarap secara ekspresif untuk menghadirkan impresi dan efek teatrikal.
Penggarapan karya “Meja Makan” juga mengadopsi teknik alinasi Bertold Brecht melalui tokoh narator. Kehadiran tokoh narator bertugas mematahkan alur dramatik dan menjalin komunikasi langsung kepada penonton. Sebagaimana anjuran dari Brecht, maka tokoh Narator mengambil jarak dengan perannya sendiri. Tokoh narator merusak latar ruang dan waktu untuk hadir sebagai orang ketiga yang merefleksikan dan mengkritisi setiap adegan. Setelah itu, tokoh Pencerita kembali ke perannya untuk melanjutkan peristiwa. Untuk mendukung efek alinasi terselenggara, adegan narasi menghadirkan blackman (kru panggung) ke atas panggung sebagai upaya penyadaran dan pemisahan antara penonton dan peristiwa panggung untuk kemudian bersepakat mengkritisi setiap adegan.
Teater Senyawa adalah lembaga pendidikan, pengkajian, dan pelatihan seni teater independen yang berpusat di Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, yang didirikan pada 15 Maret 2012. Mendapatkan hibah pelatihan manajemen pertunjukan dari Djarum Foundation pada 2019, dan menggelar pertunjukan, pelatihan, dan kegiatan seni teater lainnya di berbagai kota di Indonesia. (Romi)
BERITA TERKAIT
Panen Cabai di Puding Besar, Pj Gubernur Dorong Masyarakat Lebih Bersemangat Bertani
Polisi Gerebek Bandar Sabu Jalan Damai Toboali
Besok, Festival Celeng Srenggi Digelar di Taman Budaya Palembang
Komunitas Truk DTN Chapter Parit Tiga Galang Dana untuk Arletta
IPAL Sei Selayur Rampung 20 Febuari, Uji Coba Mei 2023
Puluhan UMKM Babel Ramaikan Bazar UMKM di Bandara Soekarno Hatta
Jakarta BIN Sapu Bersih Dua Laga di Gresik
Saksikan Duel Big Match ‘Bintang Timur Surabaya vs Black Steel Papua’ di MNCTV
Wabub Lahat Minta Dealer Honda Serap Tenaga Kerja Lokal
Anggota DPRD Sumsel, Azmi Shofix Bagikan Ribuan Kalender
Tutup Celah Blank Spot, Ini Upaya yang Dilakukan Kominfo Muba
Exhibition, Makodim OKI Tumbangkan Insan Pers dengan Skor 3-1
Petani Air Sugihan Kini Sudah Bisa Produksi Beras Sendiri
Elektrik PLN Kembali Gagal Meraih Kemenangan
Napi Terorisme Lapas Merah Mata Palembang Ikrar Setia NKRI
Ancam Bunuh Korban, Lelaki Paruh Baya di Toboali Cabuli Anak Temannya Sendiri
Bupati Riza Minta OPD Layani Rakyat Sepenuh Hati
7 OPD Pemkab Basel Terima Penghargaan Pelayanan Publik Terbaik
Serentak se-Indonesia, Pimpinan Daerah Tanam 1.000 Pohon Buah
Per Januari Inflasi Kepulauan Babel Mencapai 4,94 Persen
AMSI Raih Penghargaan Kolaborasi Covid-19 dari Menkes