Petani Air Sugihan Kini Sudah Bisa Produksi Beras Sendiri

petani di Kecamatan Air Sugihan Kabupaten Ogan Komering Ilir kini tidak hanya menjual gabah, mereka sudah bisa memproduksi beras dari lahan sendiri.
Beritamusi.co.id - Petani yang mandiri dan sejahtera merupakan tujuan pemerintah. Berkat dukungan untuk mengolah produk pertanian pascapanen, petani di Kecamatan Air Sugihan Kabupaten Ogan Komering Ilir kini tidak hanya menjual gabah, mereka sudah bisa memproduksi beras dari lahan sendiri.
"Selama ini, petani mengurus sawah dengan mengairi, memupuk dan kemudian panen setelah itu menjualnya dalam bentuk gabah Padahal, selisih antara harga beras dan gabah bisa sampai dua kali lipat," Ungkap Wakil Bupati OKI, H. M. Dja'far Shodiq saat meresmikan penggulingan padi modern atau Rice Miling Unit (RMU) Gabungan Kelompok Tani (Gapokyan) Kumala Tani Desa Suka Mulya Kecamatan Air Sugihan, OKI, Kamis, (2/2/23)
Selain itu tambah Shodiq para petani harus mulai memikirkan untuk menjual hasil sawahnya tidak hanya ke Tengkulak.
"Kalau dikemas yang baik orientasinya bisa dijual ke daerah lain, bisa ke luar pulau tentu permintaan banyak sekali,” ujar Wabup Shodiq.
Shodiq juga mengingatkan pentingnya petani melakukan konsolidasi dalam kelompok tani sehingga memiliki skala produksi yang besar.
"Jangan bergerak sendiri akan sulit. Kalau bisa berproduksi dalam skala besar nanti petani bisa bersaing,” ujar dia.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten OKI, Ir. Syahrul, M. Si mengatakan Lumbung Pangan Masyarakat adalah sarana untuk penyimpanan dan pengelolaan bahan pangan pokok sebagai cadangan pangan masyarakat untuk antisipasi terjadinya kerawanan pangan, keadaan darurat dan gangguan produksi pada musim kemarau.
"Sarana Pendukung LPM disini antara lain Bed Dryer Auto Mixing dengan kapasitas 3, 5 ton. Selain itu sarana pendukung lainnya berupa Rice Mill Unit (RMU) dengan kapasitas 1 ton perjam," Jelas Sahrul.
Penyediaan Lumbung Pangan Masyarakat ini tambah Sahrul merupakan bantuan pemerintah melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2022.
"Dengan begitu produksi pasca panen lebih optimal, Petani tidak hanya jual beras, sekam, menir, dan dedak pun bernilai ekonomis," Ungkapnya.
Sementara Wagiman salah saru anghota Gapokta asal Desa Suka Mulya mengatakan, keuntungan petani lebih meningkat lewat penjualan beras, Dia mengakui, selisih harga yang besar antara beras dan gabah.
“Kalau beras harga jual dikisaran Rp 9.200 per kilogram, jika jual Gabah cuma Rp 5.100, selisihnya berapa?, belum lagi gabah tidak bisa disimpan lama,"tuturnya.
Dengan menggiling gabah sendiri, tambahnya petani juga lebih untung karena dapat bekatul yang bisa digunakan untuk pakan ternak. (Romi)
BERITA TERKAIT
Potret Nyata Pengelolaan Sampah Terpadu di Desa BRILiaN Jatihurip Tasikmalaya
Malam-Malam Naik Motor, Ratu Dewa Perbaiki Lampu Jalan yang Rusak
Pemkab Muba Bakal Biayai PPG Guru Pendidikan Agama Islam
DPRD Bangka Rapat Paripurna Pengembalian Raperda
DPRD Basel Ingatkan OPD untuk Tingkatkan Kinerja
Gali Pandangan Publik, AMSI Gelar Serial Workshop Trusted News Indicator
Layani Kebutuhan Transaksi Libur Lebaran, BRI Sediakan Uang Tunai Rp32Triliun
Bupati Asahan Ambil Sumpah dan Lantik Puluhan Pejabat
Mendagri Lantik Suganda Pandapotan Pasaribu sebagai Pj Gubernur Babel
Honda ADV160 Sabet Gelar Motor Terbaik di Indonesia
Pulihkan Keuangan Negara Rp 1 M, Kejari Palembang Raih Penghargaan
BNI, DJKN, dan Kementerian ATR/BPN Kerja Sama Gelar Lelang Aset Agunan Milik BNI
Survei SSGI, Angka Stunting di Kabupaten Asahan Alami Penurunan
Besok, Pj Gubernur Babel Baru Resmi Dilantik
Melalui Program “Jaksa Menyapa” Kajari Muba Live Podcast di RGR Sapa
Pererat Persaudaraan, Mak Ganjar Sumsel Gelar Silaturahmi dan Tausiah Ramadan
Dirut BRI Sebut Potensi Resesi Indonesia Hanya 2% di 2023
Pantau Bazar Ramadhan, Fitri Traktir Emak Emak Belanja di Pasar Yada
Srikandi Ganjar Sumsel Gelar Pelatihan Hias Cupcake untuk Milenial Palembang
Gakkum KLHK Tangkap Perusak Tahura Bukit Mangkol
Wawako Fitrianti Minta Dishub Benahi Dermaga Tangga Buntung