Ibrahim Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Ilmu Politik UBB

Prof. Dr. Ibrahim, M.Si resmi dikukuhkan sebagai guru besar Bidang Ilmu Politik Universitas Bangka Belitung (UBB), di UBB, Merawang, Kabupaten Bangka, pada Rabu (25/1/2023).
Beritamusi.co.id - Prof. Dr. Ibrahim, M.Si resmi dikukuhkan sebagai guru besar Bidang Ilmu Politik Universitas Bangka Belitung (UBB), di UBB, Merawang, Kabupaten Bangka, pada Rabu (25/1/2023). Penjabat (Pj) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Kep. Babel) Ridwan Djamaluddin hadir langsung dan mengucapkan selamat atas pengukuhan ini.
"Saya mengucapkan selamat atas dikukuhkannya Profesor Dr. Ibrahim M. Si selaku Rektor Universitas Bangka Belitung, sebagai guru besar di bidang ilmu politik. Semoga pencapaian ini semakin meningkatkan pengembangan ilmu pengetahuan dan bermanfaat secara luas bagi kemajuan bangsa ini," ujarnya.
Pj Gubernur Ridwan mengapresiasi semangat Ibrahim dalam perjuangan menuntut ilmu. Ia mampu berkontribusi dengan ide kreatif dan inovatif, sehingga Universitas Bangka Belitung semakin diakui di tingkat internasional, dan pendidikan menjadi tonggak utama dalam pembangunan peradaban. Untuk itu, Pemerintah Provinsi (pemprov) Kep. Babel juga mendukung dunia pendidikan dengan memberikan beasiswa.
"Tingkat perguruan tinggi, beasiswa sudah kita gelontorkan. Kita juga berusaha mencarikan jalan bagi anak-anak muda kita untuk berkarya di luar dan kita lihat juga tadi, Prof. Ibrahim, beliau sekolah ke sana kemarin dengan perjuangannya sendiri. Pola-pola seperti itu akan terus kita tingkatkan untuk anak-anak muda di Kepulauan Bangka Belitung," jelasnya.
Ibrahim dalam pidatonya yang bertajuk "Kontestasi Elektoral Dalam Bayang-Banyang Politik Identitas: Dari Instrumentasi, Inosensi, ke Konsolidasi Demokras" menyampaikan bahwa, tentang problematika kebangsaan yang sepertinya amat penting untuk kita cermati bersama karena menyangkut banyak hal baik menyentuh aspek individual, komunal, maupun nasional.
"Mungkin banyak pihak tidak menyadari bahwa politik identitas dalam politik electoral akan berdampak pada aspek kehidupan lainnya, ia akan bergeser dari produk politik menjadi produk keseharian dan pada titik ini kita menyadari bahwa politisasi identitas bersifat destruktif," jelasnya.
"Saya ingin sekali mengajak kita semua untuk memahami setiap proses politik baik electoral maupun non elektrolit secara objektif," pungkasnya.
BERITA TERKAIT
Pasca Pembatalan Penyeberangan, Ratusan Penumpang Nginap di Gedung Terminal
Alasan Keselamatan, Sejumlah Penyeberangan Tanjung Kalian-TAA Dibatalkan
Kemenag Basel Apresiasi Program Polisi Penolong di Ponpes Dusun Terpencil
Tahun Ini Bandara Soekarno-Hatta Jadi Mal UMKM dari Berbagai Provinsi
Dirut BRI Beberkan 6 Faktor Penentu Keberlanjutan Industri Perbankan Indonesia
Komunitas Seniman di Toboali Galang Donasi Kemanusiaan
Tingginya Animo Warga Linggau Barat 1 Jadi Pantarlih
Ratusan Warga Babel Ikuti Operasi Katarak Gratis
Kunjungi Pesantren La Roiba Ini yang Dilakukan Danyonif 151/AYJP
Cara Jitu Pemkab Muba Mantapkan Pembangunan Infrastruktur
Tim Kelambit Berhasil Menangkap Pelaku Curat
Beri Pengalaman di Dunia Kerja, BRI Buka Program Magang Generasi Bertalenta
Yayasan Rudi Center dan PDI Toboali Buka Layanan Kesehatan Gratis
OKI Berhasil Turunkan Stunting Sebanyak 17 Persen
Pemkot Palembang Sosialisasikan Kelurahan Sadar Hukum
Waspada Link Undangan Nikah Digital, Penipu di Whatsapp Curi Data Pribadi
Cik Ujang Minta Pegawai Puskesmas Berikan Pelayanan Prima
Puluhan Perguruan Silat Berkompetisi di Kejuaraan Pencak Silat IPSI
Erwin Asmadi Apresiasi Tokoh Pejuang Pemekaran Kabupaten Bangka Selatan
Riza Herdavid Ajak Stakeholder Gotong Royong Bangun Bangka Selatan
Didampingi PJ Gubernur, Doni Monardo Kunjungi Geosite Open Pit Nam Salu