Santri Milenial di Pesantren Modern Sukses Kembangkan Agrobisnis Modern

IMG-20171022-WA0006
BANDUNG - Kementerian Pertanian sedang mendorong pondok-pondok pesantren untuk mengembangan bidang usaha pertanian atau agrobisnis modern yang berbasis korporasi. Al-Ittifaq, salah satu pondok pesantren modern di Ciwidey, Bandung, Jawa Barat, yang berhasil mengembangkan usaha di bidang pertanian dengan menggunakan teknologi.
Kementan ingin menargetkan ke depannya banyak tenaga di bidang pertanian Indonesia yang berasal dari milenial dan berakhlak mulia agar bisa membawa pertanian lebih maju.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) telah memberikan arahan kepada Dirjen Hortikultura Prihasto Setyanto untuk mengunjungi Pesantren Al-Ittifaq dan memberikan bantuan berupa benih sayur dan boks pendingin beroda 4.
“Kementan memberikan bantuan kepada Pesantren Al-Ittifaq karena pesantren ini dinilai telah berhasil mendidik para santri menjadi orang-orang yang sholeh dan sholehah, serta menciptakan santri tani yang modern dan unggul di bidang pertanian,” papar Prihasto Setyanto.
Pesantren Al-Ittifaq terletak di Ciwidey, Bandung, Jawa Barat. Para santri di pesantren tersebut telah berhasil menghasilkan pendapatan dari bertani pada lahan-lahan yang telah tersedia.
Pimpinan Pesantren Al-Ittifaq, KH. Fuad Affandi berterima kasih kepada Kementan karena sudah dipilih menjadi tempat kaderisasi milenial. Dirinya memang berencana menjadikan pesantren asuhannya sebagai pesantren berbasis pertanian karena yakin bahwa kesuburan tanah di lingkungan pesantren dapat menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat.
“Malam kita berdzikir dan pagi kita bertani. Setiap tanah di negeri kita ini sangatlah subur. Tanam apa saja bisa tumbuh dan menghasilkan dengan cepat,” papar KH. Fuad Affandi.
Saat ini, pesantren modern tersebut sudah dijadikan sebagai tempat magang dan pelatihan agribisnis para santri, mahasiswa, dan petani yang berasal dari beragai daerah. Selain itu, hasil yang didapatkan dari bertani dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan warga pesantren sehingga pesantren bisa mengefisiensikan biaya produksi. (Pertanianku.com)
BERITA TERKAIT
Elektrik PLN Kembali Gagal Meraih Kemenangan
Napi Terorisme Lapas Merah Mata Palembang Ikrar Setia NKRI
Ancam Bunuh Korban, Lelaki Paruh Baya di Toboali Cabuli Anak Temannya Sendiri
Bupati Riza Minta OPD Layani Rakyat Sepenuh Hati
7 OPD Pemkab Basel Terima Penghargaan Pelayanan Publik Terbaik
Serentak se-Indonesia, Pimpinan Daerah Tanam 1.000 Pohon Buah
Per Januari Inflasi Kepulauan Babel Mencapai 4,94 Persen
AMSI Raih Penghargaan Kolaborasi Covid-19 dari Menkes
Desa Karang Dapo Jadi Desa Percontohan Anti Korupsi
Pasien RSUD Marsidi Judono Tak Perlu Antri Ke Poliklinik
10.451 Warga Palembang Sudah Miliki KTP Digital
Wawako Fitrianti: Jangan Tutup dan Dirikan Bangunan di Saluran Air
Stadion Mini Porprov di Lahat Mulai Dibangun
MNCTV Tayangkan Duel Big Match Bintang Timur Surabaya vs Black Steel Papua
APH dan KASN Dampingi Pemkab OKI Perkuat Integritas Internal
Pemkab Muba Raih Predikat Kepatuhan Tinggi Pelayanan Publik 2022
86% OPD di Pemkot Pangkalpinang Sudah Bayar Zakat, Ini 10 Instansi Pengumpul Terbesar
Tim Gabungan Polres Muara Enim Gelar Razia Angkutan Batubara
Cik Ujang Ingatkan Puluhan Pejabat yang Baru Dilantik
Speed Boat dari Basel Menuju Selapan Terbakar di Perairan Lepas
Desak Pemerintah Pusat dan DPR untuk Mengesahkan RUU Daerah Kepulauan